“Peserta yang bertemu pasangannya dalam kencan online melaporkan lebih banyak marginalisasi sosial dibandingkan mereka yang bertemu secara offline,” tulis para peneliti, yang mendefinisikan marginalisasi sosial sebagai seberapa besar masyarakat Amerika yang menolak jenis pasangan romantis tertentu.
Meskipun para ilmuwan mencatat bahwa kencan online telah menjadi sangat populer selama dekade terakhir, khususnya di kalangan Gen Z dan milenial berusia antara 18 dan 29 tahun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang-orang di Amerika Serikat masih lebih menghargai hubungan yang dimulai secara langsung daripada hubungan yang dimulai secara online.
Pada Oktober 2022, sepasang kekasih asal New York, Mike dan Sidney Lee, mengatakan kepada The Post bahwa mereka berbohong kepada keluarga mereka, dengan mengatakan bahwa mereka bertemu di sebuah bar ketika kisah cinta mereka sebenarnya dimulai di Tinder karena takut akan stigma kencan online.
Menurut studi yang dilakukan Arizona State University, tekanan akibat marjinalisasi masyarakat sering kali menyebabkan pasangan di dunia maya mengalami lebih sedikit persetujuan, dukungan, dan penerimaan dari teman dan keluarga, dibandingkan kekasih yang pertama kali menjalin hubungan secara langsung.
“Peserta yang bertemu dalam kencan online melaporkan kepuasan dan stabilitas yang lebih rendah, sebagian disebabkan oleh marginalisasi masyarakat terhadap hubungan mereka,” tulis para peneliti, “Yang dikaitkan dengan penurunan persetujuan jaringan dibandingkan mereka yang bertemu secara offline.”