Perjuangan Belum Selesai Meski Budaya Sehat Jamu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Dunia TakBenda UNESCO

Sementara itu, Erwin menjelaskan bahwa dalam bidang kesehatan, UNESCO sebenarnya tidak hanya menerima inskripsi soal jamu, tetapi juga teknik kebidanan yang diajukan bersama oleh Jerman, Kolombia, dan lain-lain. Namun, UNESCO memuji budaya sehat jamu secara khusus karena proses penyusunan dokumennya melibatkan komunitas.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya melakukan penelitian ke empat provinsi, yaitu Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Riset melibatkan berbagai komunitas, dari Kampung Jamu Nguter, Komunitas Jamu Gendong Sumber Husodo diMijen Semarang, hingga Laskar Jamu Gendong di DKI Jakarta. Total mereka menanyai sekitar 500 mbok jamu gendong.

“Kebanyakan itu sudah sepuh dan tidak bisa bahasa Indonesia. Ada yang tidak bisa menulis dan membaca… Ada Ibu Kamini, usianya sudah 72 tahun. Dia tidak bisa baca dan menulis, tapi ingin berkontribusi. Oleh Pak Gaura, dibuatkan cap jempol,” kata dia.

Gaura Mancacaritadipura, salah satu penyusun dokumen inskripsi budaya sehat jamu ke UNESCO itu menyebut bahwa mbok-mbok jamu itu adalah pahlawan budaya jamu sebenarnya. Tanda tangan atau persetujuan mereka lebih berharga dibandingkan profesor karena mereka lah yang melestarikan budaya jamu dengan menjadikannya sebagai profesi seumur hidup.

“Kalau segi substansinya tidak masalah, berkasnya cuma 17 halaman, tapi pekerjaannya tidak sebentar. Saya sendiri perlu waktu 2 tahun 3 bulan, tapi UNESCO banyak sekali aturan peraturan yang harus terpenuhi. Untungnya, kita bekerja sama dengan baik,” imbuhnya.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *