Menparekraf mengklaim bahwa pemberian bebas visa tidak semata mengejar target kuantitas wisatawan asing, karena “pemerintah tetap ingin mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan,” sebut dia. Maka, dipilih negara dengan wisatawan yang berdampak ekonomi pada sektor pariwisata untuk masuk dalam daftar 20 negara bebas visa tersebut.
“Jadi, kita tidak kejar angka kuantitas, tapi transformasi green tourism,” ucap Sandi. “Karena itu, kita bidik negara yang bisa berikan dampak ekonomi terbesar. Aspek reciprosity tetap jadi acuan, tapi juga lihat kebijakan mana yang berdampak pada ekonomi masyarakat. Kebijakan harus berikan kesejahteraan masyarakat.”
Ia menambahkan, bebas visa kunjungan sudah lebih dulu diberikan di negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Singapura. Menurutnya, Indonesia juga harus adaptif dalam kebijakan pariwisata layaknya negara tetangga.
Ia juga mengungkap beberapa negara yang dipastikan masuk dalam daftar 30 negara bebas visa kunjungan, yakni Australia, China, India, dan beberapa negara Eropa, seperti Jerman dan Prancis. “Untuk lebih pastinya nanti akan segera diungkap daftar 20 negara yang diajukan untuk bebas visa kunjungan ke Indonesia,” jelas Sandi.