Seorang warga Palestina yang tinggal di Khan Younis, yang namanya tidak dipublikasikan demi keselamatan mereka, mengatakan bahwa bantuan tidak didistribusikan secara adil kepada semua orang dan beberapa orang mengambil lebih dari jatah mereka dan menjualnya.
Mereka mengatakan sebagian besar orang tidak menerima bantuan karena mereka tidak tinggal di tempat penampungan yang penuh sesak dan hal ini mendorong terjadinya penjarahan. Mereka juga menuduh pihak berwenang yang dikelola Hamas tidak mendistribusikan bantuan secara adil.
“Bantuan Qatar dan Kuwait diterima Kementerian Sosial dan ditempatkan di gudangnya dan tidak didistribusikan. Kalau disebarkan melalui organisasi yang berafiliasi dengan Hamas. Mereka mendistribusikannya kepada diri mereka sendiri dan orang lain tidak mendapat manfaatnya,” kata mereka.
“Bagi saya, saya mentolerir ketidakadilan dan saya bisa membeli bantuan, tapi saya tinggal bersama orang-orang di jalanan dan saya bisa merasakan mereka dan merasakan betapa mereka membutuhkan bantuan ini. Saya merasakan kemarahan mereka terus-menerus, yang juga mendorong mereka untuk mencoba mencuri truk bantuan.”
Hossam Wail, yang hampir setiap hari mengunggah video kehidupan orang-orang yang mencoba bertahan hidup dari pemboman Israel di Gaza, memposting video dirinya dengan secangkir teh dan biskuit dari WFP.
“Bantuan ini datang ke Gaza secara gratis, untuk membantu meringankan krisis yang dialami masyarakat. Dapatkah seseorang memberitahu saya mengapa kami membelinya di pasar? Tidak hanya itu, kami juga membelinya dengan harga yang sangat mahal. Hari ini saya membeli ini seharga lima shekel (sekitar Rp21 ribu),” kata Wail.
Seorang juru bicara WFP mengatakan mereka terus memberikan bantuan tetapi “makanan tidak cukup”. Badan PBB tersebut mengatakan bahwa pihaknya telah menjangkau 760.000 orang dengan biskuit yang diperkaya nutrisi, paket makanan, atau tepung terigu selama dua minggu terakhir.
“Dengan hanya sebagian kecil dari pasokan makanan yang dibutuhkan, kekurangan bahan bakar, gangguan komunikasi, dan tidak adanya keamanan, kami tidak dapat melakukan pekerjaan kami,” kata mereka.
“WFP menangani penjualan bantuan pangan kemanusiaan tanpa izin dengan sangat serius dan berkomitmen untuk memastikan bahwa bantuan tersebut menjangkau orang-orang paling rentan yang bergantung pada bantuan tersebut untuk kelangsungan hidup mereka,” ungkap juru bicara tersebut.