Sandi juga menyebutkan agar gerakan ini tidak terhenti begitu saja maka ada langkah kolaboratif yang perlu dilakukan. “Harus ada langkah kolaboratif yang melibatkan institusi pendidikan, dunia usaha, pemerintah daerah, kabupaten, kota, provinsi, juga media yang terus meliput dan komunitas. Tulang punggungnya adalah komunitas,” ungkap Sandi, akrab disapa.
“Kita ingin hadirkan lokal-lokal champion yang akan terus menggali potensi dari masing-masing desa wisata, sehingga tidak hanya berjalan 2–3 tahun setelah itu mandek, tapi akan terus berkembang dan berkembang lagi,” tuturnya.
Ia juga menyebutkan bahwa suatu saat, desa wisata akan mendapatkan pengakuan dunia. Desa wisata kita sudah dimasukkan ke dalam UNTWO (Organisiasi PBB yang bergerak di bidang Pariwisata Dunia). “Kita harapkan ini dapat menjadi penggerak lokal champion desa wisata untuk terus meningkatkan capaiannya,” jelas Sandi.
Selain itu, ia menyebutkan bahwa penting untuk meningkatkan aksesibilitas, amenitas, dan atraksi seperti membuat acara berkualitas di desa-desa wisata. “Masing-masing local champion sudah ada ilmunya, tinggal mengeksekusi,” pungkasnya.