Ketakutan tersebut semakin meningkat dengan dirilisnya dua film Tiongkok “No More Bets” dan “Lost in the Stars” pada tahun ini. Keduanya adalah film thriller populer yang berlatar di negara-negara fiksi Asia Tenggara di mana orang-orang dibujuk untuk bekerja di pabrik penipuan atau untuk kejahatan terorganisir.
Kemudian pada Oktober lalu terjadi penembakan di pusat perbelanjaan populer di Bangkok yang menewaskan seorang warga negara Tiongkok. Meski telah meluncurkan serangkaian insentif selama setahun terakhir – seperti perjalanan bebas visa bagi wisatawan Tiongkok – angka kedatangan wisatawan Tiongkok masih ‘jauh sekali’, kata Gary Bowerman, pakar perjalanan dan tren konsumen terkemuka di Asia, kepada CNN.
“Butuh waktu untuk membangun kembali kepercayaan wisatawan setelah tiga tahun pandemi dan film-film Tiongkok baru-baru ini jelas tidak membantu,” katanya.
Adapun video Wang menyebar juga di media sosial Tiongkok. Video Wang yang tidak ada lagi di akunnya telah diunggah ulang di tempat lain, dimulai dengan dia berjalan di jalanan Nana dan menampilkan beberapa kejadian saat dia ditatap atau didekati oleh pria asing dan pedagang kaki lima setempat.
Sepanjang video, dia berbicara di depan kamera dan berkomentar tentang apa yang dia rasakan sebagai kurangnya standar keselamatan di Bangkok. “Pria itu datang untuk menyapa dan bertanya kepada saya ‘apa kabarmu hari ini’. Jika dia menarik saya pergi, saya tidak akan bisa melarikan diri,” prediksi Wang. “Makanya, saya merasa perempuan tidak boleh datang ke sini (ke Nana) sendirian,” lanjutnya.
Ia berbicara di video tersebut bahwa, “Ini sangat berbahaya karena Anda tidak tahu orang seperti apa yang akan Anda temui… 99 persen orang yang ada di sekitar Anda bukanlah orang baik.”