Dalam sesi pemaparan selanjutnya, Itok Parikesit selaku Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf memberikan wawasan mendalam tentang wisata gunung di Indonesia. Menurut beliau, wisata gunung termasuk dalam kategori wisata petualangan, yang memiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
“Karena mengandung essential elements seperti alam (nature), budaya (culture), dan aktivitas (activity). Tidak hanya itu, wisata petualangan juga menawarkan pengalaman-pengalaman unik yang mencakup tantangan (challenge), kesejahteraan (wellness), dampak (impact), transformasi, serta hal-hal yang baru dan unik,” ungkapnya.
Itok melanjutkan, ekosistem dalam wisata petualangan terdiri dari tiga kelompok utama, yaitu first tier suppliers, second tier suppliers, dan end client. Dia mengungkapkan bahwa second tier lebih fokus pada bisnis ke bisnis (B2B) dan melibatkan penyedia layanan seperti tenant, serta bisnis makanan dan minuman.
“Dalam Rencana Strategis BPJMN 2020-2024, kita menargetkan untuk meningkatkan nilai utama pariwisata. Nilai-nilai ini mencakup pariwisata yang berkelanjutan, peningkatan SDM yang terampil, kepuasan pengalaman wisatawan, diversifikasi produk dan jasa, serta adaptasi teknologi,” tambahnya.
Itok juga menyatakan bahwa terdapat 5 daya tarik wisata gunung di Indonesia, diantaranya adalah Pesona Gunung Api, Pesona Gunung Hutan Hujan Tropis, Pesona Gunung Bersalju di Daerah Tropis, Keanekaragaman Hayati, dan Keanekaragaman Budaya
Namun, wisata gunung juga menghadapi beberapa tantangan dan isu terkini, seperti polusi, perubahan iklim, dampak sosial budaya, aspek ekonomi, serta aspek kesehatan dan keselamatan. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, Itok merekomendasikan beberapa langkah, antara lain pencegahan perubahan iklim, monitoring dan penghijauan, pemberdayaan masyarakat lokal, serta kerja sama dalam berinovasi dan pengembangan produk.