Berikutnya, satu anggota melihat sesisir pisang di meja. Dengan rasa hormat, prajurit tersebut bertanya apakah dia boleh mengambil salah satunya untuk dimakan.
“Dia benar-benar bertanya dengan sopan. Saya hanya bisa mengangguk dan berkata ‘ya, silakan’,” ujar wanita itu sambil tertawa sedikit.
Selanjutnya, Rotem menyebutkan bahwa anak tertuanya tampak stres dengan keadaan tersebut. “Di sisi lain, anak bungsuku tidak peduli, dia hanya fokus kepada gawainya.”
Seolah tak ingin mengganggu lebih lama, setelah berada di rumah wanita tersebut selama kurang lebih dua jam, para pejuang Hamas pun memutuskan untuk pergi.
“Mereka hanya meninggalkan rumah dengan menutup pintu dengan tenang, seolah tidak ada yang terjadi. Pengalaman itu membuat saya merenung dan melihat konflik ini dari sisi yang berbeda,” ucap Rotem.
Sementara itu, ada kisah lain seputar seramnya perang Israel dengan Hamas, terutama dari cerita seorang turis yang mrngaku terjebak bersama kedua anaknya. Adalah Ruslam Benco, turis yang berusaha melakukan segala yang ia bisa untuk memulangkan keluarganya ke Kanada setelah perang Israel dan Hamas berkecamuk. Bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil, ia saat ini berada di Tiberias, Israel utara.
“Ini jelas bukan hal yang pernah kami alami,” kata Benco pada Global News, dikutip Rabu, 11 Oktober 2023. “Ini gila, (mengalaminya) dengan anak-anak yang masih kecil.”