Universitas di Irlandia Buka Jurusan Influencer, Incar Gen Z untuk Kuliah Selama 3 Tahun

Program studi ini dijadwalkan untuk menerima 40 mahasiswa berbasis teknologi dalam angkatannya tahun depan. Namun McCormick menduga bahwa lebih banyak calon mahasiswa yang akan kandas mengingat popularitas program musim panas yang ditawarkan universitas sebelumnya.

Institusi pendidikan seperti USC, Cornell, Duke, dan Chapman sebelumnya telah menawarkan kursus singkat di bidang strategi, bisnis, dan komunikasi influencer. Tetapi, SETU memimpin dengan menjadi institusi pertama yang menawarkan jurusan khusus untuk bidang tersebut.

“Saat mengajar di kelas-kelas tingkat universitas, saya berhadapan dengan generasi yang lahir di era digital, mereka benar-benar terbiasa dengan semua ini,” ungkap Tom Hafen, seorang profesor spesialis manajemen merek di era digital dari Universitas Columbia, saat berbicara dengan The Post.

Alih-alih membahas tentang teknik praktis, seperti bagaimana mengunggah di Instagram atau membuat video TikTok.  Pendekatan program studi ini lebih kepada teori yang mendasari pemasaran influencer.

Nilai industri influencer saat ini mencapai lebih dari 21 miliar dolar AS (sekitar Rp330 triliun). Dengan populernya budaya influencer, semakin banyak generasi muda yang melihat dunia influencer sebagai karier yang potensial.

“Kita mungkin beruntung menjadi viral, tetapi kita mungkin tidak tahu alasan sebenarnya mengapa kita menjadi populer,” kata Hafen, menekankan bahwa menjadikan sesuatu menjadi viral bukanlah hal yang mudah untuk diulang-ulang.

 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *