Responden mengaku paling cemas terhadap isu lingkungan dengan urutan berikut: kekurangan air (91 persen), badai atau puting beliung (88 persen), kekeringan (87 persen), kebakaran hutan (86 persen), polusi air (85 persen), polusi udara (83 persen), banjir (83 persen), naiknya permukaan air laut (77 persen) dan yang banyak dialami saat ini yaitu panas ekstrem (69 persen).
Yang unik, menurut Enggar Paramita dari Development Dialogue Asia, 91 persen orang Indonesia merasa melindungi lingkungan dari kerusakan yang manusia lakukan adalah kewajiban moral bagi kepentingan bersama.
“Jadi ada 90 persen yang merasa bertanggung jawab untuk mengurangi kerusakan demi kepentingan generasi mendatang. 82 persen bahkan merasa bersalah terhadap hal-hal negatif yang manusia lakukan terhadap lingkungan,” ungkapnya.
Namun perasaan bersalah tidak selalu diwujudkan dalam mendukung aksi peduli lingkungan, tapi angka rendah ini tidak hanya berlaku di Indonesia. Dari studi itu terungkap baru 18 persen orang Indonesia yang pernah berdonasi kepada kelompok pemerhati lingkungan, kemudian 4 persen responden pernah ikut boikot.