Ia juga menjelaskan sejarah dari merek tersebut. “Di tahun 80an, memang baru selesai perang dan finansial masih susah. Jadi, orang tidak punya banyak uang untuk memiliki banyak jam,” jelasnya, seraya menambahkan bahwa pada saat itu, jam tangan keluaran Swiss memiliki harga yang sangat mahal.
Berdasar pada hal tersebut, pendiri Swatch, Nicolas Hayek, memiliki ide untuk mengeluarkan jam tangan dengan harga yang cukup murah. Akhirnya, saat itu mereka mengeluarkan jam tangan dengan bahan plastik.
Leandra menyebutkan bahwa inovasi dari Swatch akan lebih berfokus pada segi material dan variasi produk. “Jadi kita ingin lebih fokus seperti fesyen dengan berbagai warna,” papar Leandra.
Sementara itu, Pala Nusantara yang menjalin kolaborasi bareng perusahaan broadcasting network, Cretivox, dengan merilis jam tangan “Polar”. Koleksi kolaborasi ini menawarkan dua opsi jam tangan, yakni Hiling dan Hasel. Nama itu diambil dari ejaan bahasa Inggris, yaitu “healing” dan “hustle” yang dilebur menjadi penyebutan lokal yang menyasar pasar Generasi Z (Gen Z).