Protes lain baru-baru ini melibatkan para aktivis yang memblokir lalu lintas jalan raya di berbagai wilayah Italia, dan menempelkan tangan para aktivis ke kaca pelindung lukisan Botticelli di Galeri Uffizi. Aksi nekat para aktivis yang menargetkan benda seni berharga sebagai medium protes bukan sekali dua kali dilakukan.
Sepasang aktivis lingkungan, Daisy dan Tony, dari kelompok Extinction Rebellion berulah. Mereka berusaha menarik perhatian banyak pihak dengan mengelem tangan mereka ke lukisan Picasso yang dipajang di Galeri Nasional Victoria di Melbourne pada Minggu, 9 Oktober 2022.
Kedua aktivis yang berkaus hitam dengan simbol grup mereka mengelem tangan mereka ke lukisan berjudul Pembantaian di Korea. “Sebuah refleksi yang jelas dari keyakinan pasifis Picasso, “Pembantaian di Korea” menunjukkan kengerian perang melalui penggambaran saat-saat terakhir sekelompok wanita dan anak-anak yang ditahan di bawah todongan senjata oleh tentara yang tidak manusiawi,” demikian pernyataan Extinction Rebellion yang diunggah lewat akun Instagram mereka.
Mereka juga memajang spanduk yang bertuliskan ‘Kekacauan Iklim = Perang dan Kelaparan’, untuk menekankan bahwa ada hubungan antara kerusakan iklim, konflik bersenjata, dengan penderitaan manusia.
“Menurut David Attenborough (pejuang lingkungan asal Australia), ‘Bila kita terus melanjutkan jalan yang ada saat ini, kita akan menghadapi runtuhnya segala sesuatu yang memberi kita keamanan kita’,” sambung mereka lagi.