Melalui platform X alias Twitter, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengumumkan bahwa sandera yang dibebaskan terdiri dari dua anak di bawah umur dan enam perempuan. Sementara, tahanan Palestina yang dilepas terdiri dari 23 anak di bawah umur dan tujuh perempuan.
Ketika ditanya mengapa Hamas melepas kurang dari 10 sandera mengingat perjanjiannya adalah 10 sandera untuk satu hari perpanjangan gencatan senjata, kepala juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari menjelaskan bahwa pada hari sebelumnya jumlah sandera yang dibebaskan 12 orang. Itu berarti sudah memenuhi tuntutan mereka.
“Kami bersikeras mendapatkan hasil maksimal,” ungkap Hagari, seperti dilansir AP, Jumat (1/12/2023). “Hal ini selalu terjadi setiap hari dan juga hari ini.”
Tekanan internasional meningkat agar gencatan senjata sementara berlanjut menjadi permanen pasca pengeboman Israel selama lebih dari tujuh pekan yang disusul dengan operasi darat ke Jalur Gaza. Lebih dari 13.000 warga Palestina di Gaza tewas dan lebih dari tiga per empat dari 2,3 juta warga di wilayah itu terpaksa mengungsi, memperparah krisis kemanusiaan.
Israel telah berulang kali menegaskan tekadnya melanjutkan pertempuran. Teranyar, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengulanginya via media sosial.
“Kami bersumpah akan melenyapkan Hamas dan tidak ada yang akan menghentikan kami,” tulis Netanyahu di akun Instagramnya @b.netanyahu.