Pandawara Group, sebuah kelompok pemerhati lingkungan asal Bandung, menyampaikan pandangannya bahwa setelah belajar mengenai pengolahan sampah di Denmark, salah satu konsep yang ingin diterapkan di Indonesia adalah praktik sosialisasi dan komunikasi yang terintegrasi dalam setiap event.
Rifqi, salah satu anggota Pandawara Group, bercerita bahwa di sana, sosialisasi dan komunikasi selalu menjadi bagian integral dari setiap acara yang diselenggarakan. Pandawara Group menginginkan adopsi pendekatan serupa.
“Event musik di Jerman selalu menyelipkan unsur edukasi tentang lingkungan. Jadi mungkin, hal pertama yang perlu kita perhatikan adalah cara berkomunikasi yang baik dan efektif, penting untuk memahami karakteristik masyarakat,” ucapnya.
Selain itu, Erika Torres Luquin, Environment Counselor di Kedutaan Denmark di Indonesia, memberikan perspektif mengenai peraturan dan hukuman terkait sampah di Denmark. Dia menjelaskan bahwa Denmark telah lama menerapkan pengelolaan sampah dengan kemajuan yang signifikan dari tahun ke tahun, dengan memprioritaskan kesehatan manusia dan masyarakat sebagai pertimbangan utama.
“Di Denmark, siswa menerima kurikulum khusus mengenai manajemen limbah sebagai bagian dari upaya sosialisasi. Pemerintah juga aktif berkomunikasi dengan penduduk, menyampaikan informasi melalui surat tentang tempat sampah yang dapat digunakan untuk berbagai jenis sampah, termasuk sampah organik,” kata Erika. Meskipun polisi berwewenang mendenda pelanggar yang membuang sampah sembarangan, namun, menurut Erika, praktik ini jarang terjadi di Denmark.