Napas Kepercayaan Diri dan Ekspresi Perempuan dalam Koleksi Bernuansa Bunga dan Lipatan di JFW 2024

Sedangkan desainer Lisa Ju menyebut koleksinya didominasi kelopak dari bunga-bunga. Sentuhan ini terinspirasi dari brand Lux yang sangat identik dengan bunga.

“Seperti rancangan saya pada umumnya, saya menggunakan banyak manipulating dan detail-detail kristal yang berkilau dan mengolaborasikannya dengan brand Lux,” ungkapnya.

Tak ketinggalan, Didiet Maulana mengisahkan bahwa koleksi yang dibawanya terasa sangat personal. Koleksi ini perpanjangan dari koleksi yang ia bawa di New York Fashion Week.

“Jadi from New York Fashion Week to Jakarta Fashion Week,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa cerita koleksinya tidak jauh dari perempuan. Hal tersebut dikarenakan Didiet tumbuh dan lahir dikelilingi oleh perempuan-perempuan hebat.

“Menurutku perempuan itu pilar, pilar semuanya karena dari perempuan orang bisa bertumbuh, berkembang, dan memiliki perspektif di awal untuk menjadi manusia seutuhnya,” jelasnya.

Koleksi yang dibawa Didiet bertajuk “The Wiron”, yang berati wiru atau lipatan. “Ceritanya tentang lipatan-lipatan, perempuan berkebaya kain batiknya dilipat, nah, kali ini koleksinya banyak bermain dengan lipit, banyak bermain dengan kesabaran karena untuk mewiron itu butuh kesabaran,” tambahnya.

“Siluet-siluetnya itu banyak terinspirasi oleh potongan-potongan kebaya yang kemudian aku potong tangannya, kita deconstruct di beberapa bagian sehingga menjadi satu bentukan yang baru tapi spiritnya tetap sama,” ungkap Didiet.

Pendiri brand IKAT Indonesia ini menyebut koleksinya dibuat oleh penenun-penenun perempuan. Saat peragaan, dihadirkan pula suara dari alat tenun.

“Lux juga memberikan saya kesempatan untuk bekerja sama dengan tiga persona, salah satunya ada Kartika Jahja yang memiliki satu komunitas, Institut Ungu, membuat pergelaran tahun depan operet yang mengangkat tentang pantura, dr. Sophia dia punya satu komunitas Lentera Sintas Indonesia yang mewadahi dan memberikan ruang untuk perempuan untuk berkeluh kesah tentang kekerasan seksual, dan Rahne Putri, dulunya penulis puisi tapi sekarang giat menulis blog tentang mindfulness, tentang dirinya menjadi seorang ibu,” tutupnya.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *