Badan Energi Internasional (IEA) melaporkan bahwa negara-negara membakar lebih banyak batu bara tahun ini dibandingkan 2022. Para ilmuwan mengatakan, gas rumah kaca perlu dikurangi hampir setengahnya dalam dekade ini untuk memenuhi target dunia dalam membatasi pemanasan global dan menghindari dampak bencana terhadap iklim Bumi.
IEA menyambung bahwa setelah mencapai puncaknya pada tahun ini, konsumsi batu bara di seluruh dunia diperkirakan akan mulai menurun pada 2024, seiring terus berkembangnya pembangkit listrik terbarukan dari tenaga surya dan angin.
Gangguan pada iklim Bumi telah berkontribusi pada peningkatan intensitas dan frekuensi badai, kekeringan, dan kebakaran hutan yang mematikan di seluruh dunia. IEA mengatakan, konsumsi batu bara meningkat 1,4 persen pada 2023, mencatat rekor 8,5 miliar ton, karena peningkatan di China, India, dan Indonesia melebihi penurunan tajam permintaan di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Permintaan terhadap batu bara paling tinggi di Asia, katanya. Konsumsi di China tumbuh sebesar 220 juta ton atau 4,9 persen pada 2023, sedangkan di India tumbuh delapan persen dan di Indonesia sebesar 11 persen.